Kanker sarkoma biasanya menyerang jaringan lunak, seperti lemak, otot, saraf, jaringan fibrosa, pembuluh darah, atau jaringan kulit dalam. Kanker ini bisa muncul pada jaringan lunak di bagian tubuh mana pun, tapi paling sering di sekitar lengan, tangan, atau kaki.

Menurut Dokter Richard Quek, konsultan senior dan ahli onkologi medis, sarkoma jaringan lunak (SJL) adalah penyakit langka yang menyerang sekitar 5 per 100.000 populasi.

“Kanker ini menyumbang kurang dari 1 persen dari semua kanker yang didiagnosis. SJL adalah penyakit heterogen yang dapat memiliki beberapa etiologi atau akar penyebab. Kanker ini dapat dibagi menjadi sekitar 70 subtipe unik, yang masing-masing memiliki presentasi klinis yang berbeda, susunan genetik, dan lokasi perkembangan dan strategi pengobatan tumor yang berbeda,” katanya.

Ia menjelaskan, tidak ada faktor risiko yang jelas terkait SJL. Namun, diketahui bahwa SJL dapat menyerang individu dari berbagai usia. Anak-anak, remaja dan dewasa muda khususnya secara tidak proporsional dipengaruhi oleh beberapa subtipe penyakit yang umum seperti sarkoma ewing dan rhabdomiosarkoma.

SJL dibagi menjadi dua jenis utama berdasarkan tingkat perkembangan penyakit, yakni SJL agresif dan SJL indolen.

SJL agresif adalah tumor yang tumbuh cepat. Berikut beberapa di antaranya.

  • Leiomiosarkoma, yang dimulai pada otot polos yang ditemukan di dinding organ berongga dalam tubuh, seperti rahim, usus, lambung, dan pembuluh darah.
  • Liposarkoma, yang muncul dari sel-sel lemak. Kanker ini dibagi lagi menjadi 3 subtipe utama berdasarkan penampilan morfologis dan profil genetiknya.
    • Liposarkoma berdiferensiasi baik dan liposarkoma terdiferensiasi, yang ditandai dengan amplifikasi gen MDM2 dan CDK. Subtipe ini biasanya ditemukan di perut.
    • Liposarkoma miksoid, yang ditandai dengan perpaduan abnormal gen CHOP-FUS. Ini sering kali dimulai pada lengan dan kaki.
    • Liposarkoma pleomorfik, yang ditandai dengan sitogenetika kompleks. Subtipe ini biasanya ditemukan di lengan dan kaki.
  • Sarkoma pleomorfik tidak berdiferensiasi, yang dimulai di jaringan lunak kaki, lengan, atau bagian belakang perut.
  • Angiosarkoma, yang timbul dari pembuluh darah. Biasanya menyerang kulit kepala pria lanjut usia, atau di payudara, hati, limpa, atau jantung individu yang lebih muda.
  • Sarkoma sinovial, yang muncul di jaringan lunak tangan, pundak, kaki, hingga pinggang. Ini dapat tumbuh hingga ukuran besar dan biasanya menyerang remaja dan dewasa muda.

Sedangkan SJL indolen adalah tumor yang tumbuh secara lambat yang bersifat invasif lokal dan berulang secara lokal. Karena cenderung tumbuh perlahan, risiko penyebaran SJL jenis ini jauh rendah. Berikut SJL dalam kelompok ini.

  • Fibromatosis desmoid, yang muncul di jaringan ikat tubuh, biasanya di lengan, kaki, atau perut.
  • Tumor berserat soliter yang dapat terbentuk hampir di mana saja di bagian tubuh. Mereka biasanya terjadi di lapisan luar paru-paru.

Kanker sarkoma tidak memiliki gejala yang khas, sehingga sering terlambat didiagnosis. Risiko mengalami kanker sarkoma pun akan meningkat seiring pertambahan usia seseorang.

Tanda yang harus diwaspadai

Salah satu gejala kanker sarkoma adalah munculnya benjolan pada tubuh. Benjolan ini, pada awalnya mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi ketika tumor berkembang, benjolan tersebut bisa menekan saraf atau otot di sekitarnya sehingga menyebabkan nyeri.

Gejala yang dekat dengan kanker sarkoma, yakni nyeri pada tulang. Ini menjadi gejala yang kerap muncul dari kanker sarkoma tulang, seperti osteosarkoma. Gejala ini sering disalahartikan sebagai nyeri pertumbuhan (growing pains), tetapi nyeri bisa hilang dan timbul kembali tanpa penyebab yang jelas.

Tanda lain dari kanker sarkoma adalah rentan patah tulang. Kanker sarkoma pada tulang dapat memicu kerapuhan tulang sehingga mudah patah. Patah tulang bahkan dapat terjadi tanpa adanya benturan keras.

Nyeri perut juga bisa menjadi gejala berikutnya dari kanker sarkoma. Kanker ini yang menyerang jaringan lunak di perut dapat menyebabkan nyeri, kembung, dan sembelit jika tumor menekan otot atau saraf di sekitarnya.

Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas juga dialami pasien kanker sarkoma. Hal ini disebabkan oleh aktivitas sistem kekebalan tubuh yang meningkat ketika melawan sel kanker.

Apabila tumor berkembang di bagian usus besar atau perut, bisa menyebabkan obstruksi yang mengganggu pencernaan dan menyebabkan mual dan muntah.

Kanker sarkoma merupakan penyakit serius yang dapat memengaruhi tulang dan jaringan lunak. Oleh sebab itu, masyarakat, terutama kaum muda, patut mewaspadai gejala dan tanda-tanda kanker sarkoma dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami keluhan tersebut.

Deteksi dini dan perawatan yang tepat adalah kunci untuk meningkatkan prognosis dan hasil pengobatan bagi mereka yang terkena kanker sarkoma.

Terkait langkah pengobatan, Dokter Richard berpendapat, tim medis harus mempertimbangkan sifat heterogen dari penyakit tersebut, sebab setiap subtipe memiliki karakteristik yang unik, termasuk respons terhadap pengobatan dan hasil klinisnya.

“Rencana perawatan yang dipersonalisasi dan disesuaikan dengan jenis penyakit serta kebutuhan setiap pasien dapat menawarkan hasil yang lebih baik secara keseluruhan untuk pasien,” ujarnya.

Parkway Cancer Centre (PCC) dengan layanan premier yang komprehensif dan terintegrasi dapat mendampingi pasien melakukan deteksi dini dan perawatan yang tepat sehingga dapat meningkatkan prognosis dan hasil terapi bagi yang mengidap kanker sarkoma.

Baca jugaPerjalanan Aman dan Nyaman Bagi Pasien Kanker

SURVEI SEPUTAR KANKER

Silakan mengisi survei berikut ini untuk membantu kami menghadirkan informasi yang lebih baik kepada Anda.