Selama beberapa dekade terakhir, para penderita kanker hidup lebih lama berkat obat-obatan yang baru. Dalam beberapa kasus, mereka dapat sembuh karena adanya pengobatan revolusioner yang telah dikembangkan.
Telah terjadi perkembangan yang signifikan dalam perang melawan kanker, terutama dalam hal deteksi dan pengobatan. Hal ini terungkap dalam seminar Understanding Cancer and Beyond yang diselenggarakan pada Agustus 2018 di Raffles City Convention Centre.
Direktur Medis Parkway Cancer Centre (PCC) Dr Ang Peng Tiam memulai ceramahnya dengan melihat seberapa jauh pengobatan kanker telah berubah dalam tiga dekade terakhir. Sebagai contoh, bagaimana diagnosis telah dilakukan dengan lebih baik serta bagaimana pengobatan telah menjadi lebih efektif dan lebih berpusat pada pasien.
Kemajuan dalam bidang diagnostik telah membantu para dokter untuk dapat memahami kanker dengan lebih baik. “Kini, dokter ahli patologi memainkan peran penting yang memberitahukan kami mengenai genetika kanker dan pengobatan yang sesuai,” ujarnya.
Akses yang mudah terhadap pemindaian PET-CT juga telah membantu dalam diagnosis, dengan memungkinkan para dokter melihat ke mana kanker telah menyebar.
Salah satu perubahan terbesar adalah penggunaan obat-obatan untuk melawan kanker. “Telah terjadi peningkatan yang sangat pesat dalam obat-obatan yang tersedia untuk melawan kanker,” papar Dr Ang.
Direktur Medis Lucence Diagnostics Dr Tan Min-Han kemudian berbicara mengenai uji molekuler yang canggih untuk skrining kanker dan pemilihan pengobatan.
Dengan adanya uji molekuler yang canggih, orang-orang yang berisiko tinggi mewarisi kanker dapat melakukan tindakan pencegahan.
Dr Tan mengambil contoh bintang Hollywood Angelina Jolie yang ingin menghindari kanker, “Ia memutuskan untuk melakukan pemeriksaan genetika dan menjalani operasi yang sesuai.”
Meskipun skrining merupakan hal yang penting, ada keterbatasan pada biopsi jaringan yang dilakukan secara tradisional. Di antaranya, metode ini lambat, tidak nyaman, mahal, dan invasif. Namun, kini, ada sebuah alternatif, yaitu biopsi cair.
Biopsi cair tidak invasif, memungkinkan pemantauan berulang, lebih cepat, dan secara keseluruhan dapat lebih murah.
Setelah presentasi Dr Tan, Wakil Direktur Medis PCC Dr Khoo Kei Siong berbicara mengenai pengobatan kanker payudara.
Untuk kanker payudara, operasi adalah pengobatan yang umum, baik mastektomi maupun pengangkatan tumor dan kelenjar getah bening yang diserangnya. Namun, setelah operasi, kekhawatiran yang utama adalah kanker akan kembali dan menyebar ke organ-organ lainnya. Metastasis merupakan penyebab utama kematian pada kanker payudara, ujar beliau.
“Bila kita dapat menghancurkan mikrometastasis yang tersembunyi bahkan bila kankernya masih di satu tempat saja atau bila kita dapat mengobati metastasis ini saat telah terjadi, kemungkinan kita dapat meningkatkan angka kelangsungan hidup.”
Untuk melakukan hal tersebut, para pasien kanker payudara diberikan terapi tambahan, yaitu pengobatan setelah operasi. Terapi ini terdiri atas kemoterapi, terapi hormon, dan terapi terarah.
Untuk beberapa pasien kanker payudara stadium dini, bahkan bisa jadi tidak perlu dilakukan kemoterapi. Kini, ada pemeriksaan yang dapat menentukan apakah seorang pasien akan memperoleh manfaat dari kemoterapi sebagai tambahan terhadap terapi hormon.
“Bila berada dalam kategori risiko rendah, Anda dapat menghindari kemoterapi. Namun, bila berisiko tinggi, Anda perlu menjalani kemoterapi.”
Konsultan Senior Onkologi Medis di PCC Dr Richard Quek berbicara setelah Dr Khoo. Dr Quek berbicara mengenai peran imunoterapi dalam tumor padat. Imunoterapi adalah suatu bentuk pengobatan yang menggunakan obat-obatan yang disebut sebagai penghambat checkpoint untuk memerangi kanker.
Ia mengatakan, penghambat checkpoint melepaskan rem sistem imun pasien sehingga sistem imun dapat mengejar sel-sel kanker. Bentuk pengobatan ini pertama kali tampak aktif pada melanoma, yaitu suatu bentuk kanker kulit yang mematikan dan kebal terhadap kemoterapi. Pengobatan ini secara signifikan memperbaiki kelangsungan hidup pada para pasien melanoma. Kini, sekitar sepertiga pasien yang menderita melanoma stadium lanjut berada dalam remisi jangka panjang tanpa terapi dengan obat.
Sejak saat itu, penghambat checkpoint telah menunjukkan aktivitas yang signifikan dan, terkadang, dramatis dalam semua inang kanker, termasuk kanker paru, ginjal, kandung kemih, kepala dan leher, lambung, hati, serviks, payudara, dan limfoma.
Untuk lebih meningkatkan dampak dari imunoterapi, kini, para dokter ahli onkologi menjalankan strategi untuk menggabungkan penghambat checkpoint dengan beragam zat lainnya, termasuk imunoterapi dengan kelas yang berbeda, kemoterapi tradisional, atau terapi terarah.
Dr Quek kemudian diikuti oleh Dr Lim ZiYi, Konsultan Senior Hematologi di PCC. Dr Lim berbicara mengenai penggunaan imunoterapi dalam kanker darah.
Salah satu terapi baru yang paling menjanjikan adalah terapi sel CART. Ini adalah sel-sel T yang telah direkayasa secara genetik untuk menghasilkan reseptor pada permukaannya yang disebut sebagai reseptor antigen kimerik/chimeric antigen receptors (CARs). Reseptor-reseptor ini memungkinkan sel-sel T untuk mengenai dan melekatkan diri mereka pada protein tertentu, atau antigen, pada sel-sel tumor.
Terapi ini mungkin memiliki efek samping yang signifikan, tetapi responsnya pada pasien yang menderita jenis kanker yang sulit untuk diobati sangatlah menarik, ujarnya.
Ini adalah awal dari era baru dalam terapi kanker yang menggunakan sel-sel yang dirancang secara genetik. Banyak penelitian yang saat ini sedang berlangsung di seluruh dunia dalam berbagai bentuk kanker yang berbeda dan kemungkinan kita akan menjumpai terapi yang lebih canggih dan efektif pada tahun-tahun mendatang.
Langkah Besar, Harapan Baru
SKRINING
Pemindaian PET-CT
Manfaat: Akses yang lebih mudah membantu dalam diagnosis, memungkinkan para dokter untuk melihat ke mana kanker telah menyebar.
Uji molekuler canggih
Manfaat: Membantu skrining kanker dan pemilihan pengobatan, memungkinkan orang yang berisiko tinggi mewarisi kanker untuk melakukan tindakan pencegahan.
Biopsi cair
Manfaat: Tidak invasif, memungkinkan pemantauan berulang, lebih cepat, dan kemungkinan lebih murah daripada biopsi jaringan secara tradisional.
PENGOBATAN
Terapi tambahan
Manfaat: Kombinasi kemoterapi, terapi hormon, dan terapi terarah meningkatkan kesembuhan setelah operasi kanker payudara.
Imunoterapi
Manfaat: Menggunakan penghambat checkpoint untuk memanfaatkan sistem imun pasien sendiri untuk menyerang sel-sel kanker telah terbukti meningkatkan kelangsungan hidup pada pasien melanoma, dan menunjukkan respons pada kanker paru, ginjal, kandung kemih, kepala dan leher, lambung, hati, serviks, payudara, dan limfoma.
Terapi sel CART
Manfaat: Terapi baru yang menjanjikan yang melibatkan rekayasa genetika sel-sel T sehingga mereka dapat mengenali dan melekatkan dirinya pada protein khusus atau antigen pada sel-sel tumor, telah menunjukkan respons pada pasien yang menderita bentuk kanker yang sulit.