Dr Wong Chiung Ing/Parkway Cancer Centre
Kanker payudara adalah kanker yang paling umum dijumpai pada wanita di seluruh dunia, termasuk di Singapura. Menurut World Health Organization International Agency for Research on Cancer, diperkirakan 1,67 juta kasus kanker payudara yang baru didiagnosis tiap tahunnya, yang merupakan 25 persen dari semua kanker.
Di Singapura sendiri, kanker payudara merupakan 30 persen dari semua diagnosis kanker pada wanita, dengan perkiraan 2.000 kasus baru didiagnosis tiap tahunnya.
Risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia, dengan angka insidensi tertinggi diagnosis ini pada wanita berusia antara 50 hingga 59 tahun. Namun, kelangsungan hidup secara umum meningkat sebagai hasil dari deteksi dini dan metode pengobatan yang lebih baik.
Skrining biasanya melibatkan pemeriksaan payudara Anda terhadap kanker bahkan sebelum adanya tanda-tanda dan gejala. Meskipun tidak dapat mencegah terjadinya kanker payudara, skrining dapat membantu Anda untuk mendeteksi kanker secara dini sehingga dapat segera diobati. Bicaralah dengan dokter mengenai pemeriksaan skrining apa yang harus dilakukan dan kapan Anda harus melakukannya.
Secara umum, pemeriksaan skrining meliputi hal berikut ini.
1. Mamografi
Mamografi adalah sarana skrining yang paling umum dan utama untuk mendeteksi kanker payudara. Pemeriksaan ini mendeteksi perubahan, seperti kepadatan yang tidak normal atau penumpukan kalsium pada payudara.
Karena dalam prosedur ini kedua payudara harus ditekan untuk merentangkan jaringan agar ketidaknormalan sekecil apa pun dapat terlihat, beberapa wanita merasa mamografi ini tidak nyaman dan menyakitkan. Namun, rasa tidak nyaman selama 2 menit ini dapat menyelamatkan hidup Anda.
Bagaimana prosesnya? Dalam mamografi, digunakan sinar rontgen dosis rendah untuk menghasilkan citra dari payudara. Radiografer akan menempatkan masing-masing payudara pada unit mamografi dan menekannya selama beberapa detik untuk mengambil beberapa sudut pandang yang berbeda dari tiap payudara.
Anda dianjurkan untuk melakukan mamografi saat payudara terasa tidak terlalu padat, biasanya 1 minggu setelah haid.
Tergantung kepada hasil mamografi, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan lanjuran, seperti mamografi ulang untuk mengambil sudut pandang yang berbeda dari payudara Anda dan pemindaian ultrasonografi pada payudara untuk memeriksa jaringan payudara.
Kapan saya harus melakukannya? Wanita yang berusia di atas 40 tahun harus melakukan mamografi setiap tahun, sementara mereka yang berusia di atas 50 tahun harus melakukannya setiap dua tahun sekali.
2. Pemindaian ultrasonografi
Pemindaian ultrasonografi merupakan pemeriksaan tambahan bagi wanita yang memiliki payudara yang sangat padat, yang menyebabkan kesulitan bagi mamografi untuk mendeteksi ketidaknormalan yang kecil. Pemindaian ini dapat membedakan antara massa padat (yang bisa jadi adalah kanker) dan kista yang berisi cairan (yang biasanya bukan merupakan kanker).
Ketika dilakukan sebagai tambahan terhadap mamografi dan pemeriksaan payudara sendiri, pemindaian ini dapat membantu dokter untuk memutuskan apakah perlu dilakukan pemeriksaan lain, seperti biopsi. Meskipun tidak terlalu menyakitkan seperti mamografi, pemindaian ultrasonografi tidak boleh digunakan sebagai pengganti mamografi dan begitu pula sebaliknya.
Bagaimana prosesnya? Pemindaian ultrasonografi menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi sebagai ganti sinar rontgen dan aman bagi wanita hamil serta ibu menyusui. Jeli dioleskan pada kulit payudara, kemudian sebuah alat kecil yang dipegang oleh tangan digerakkan menyusuri seluruh payudara guna menghasilkan citra yang terperinci dari bagian dalam payudara. Pemindaian ini biasanya berlangsung antara 10 hingga 30 menit.
Kapan saya harus melakukannya? Wanita yang berusia di atas 40 tahun dapat melakukan mamografi dan pemindaian ultrasonografi sebagai bagian dari skrining tahunannya. Mereka yang berusia di atas 50 tahun dapat mengikutsertakan pemindaian ultrasonografi saat mereka melakukan skrining mamografi setiap dua tahun sekali. Tanyakanlah pada dokter Anda apakah pemeriksaan tambahan berupa pemindaian ultrasonografi dibutuhkan atau tidak.
3. MRI payudara
MRI atau pencitraan resonansi magnetik adalah suatu pemindaian yang biasanya digunakan untuk evaluasi lebih lanjut pada pasien yang telah didiagnosis menderita kanker payudara. Bagi beberapa wanita tertentu yang berisiko tinggi untuk terkena kanker payudara, baik karena riwayat keluarga yang kuat maupun ketidaknormalan gen, skrining MRI direkomendasikan untuk dilakukan bersama dengan mamografi tahunan.
Bagaimana prosesnya? MRI menggunakan gelombang radio dan magnet kuat untuk menghasilkan gambar potong lintang yang terperinci dari payudara. Anda harus telungkup pada sebuah meja yang bergerak dengan bukaan yang empuk bagi payudara Anda. Masing-masing bukaaan dikelilingi oleh kawat untuk payudara yang merupakan penerima sinyal untuk membantu menciptakan citra. Pemindaian ini memakan waktu sekitar 30 hingga 45 menit. Anda akan mendengar suara yang keras saat berada di dalam mesin MRI dan bila menderita klaustrofobia, Anda akan merasa bahwa pemindaian ini sulit untuk ditoleransi.
Kapan saya harus melakukannya? MRI payudara hanya dapat direkomendasikan oleh dokter setelah ia menentukan apakah seorang wanita berisiko tinggi untuk terkena kanker payudara. Wanita yang memiliki risiko sedang untuk terkena kanker payudara tidak direkomendasikan untuk melakukannya sebagai pemeriksaan skrining.
4. Pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)
Memeriksa payudara Anda sendiri secara teratur merupakan langkah penting yang dapat Anda lakukan untuk mendeteksi kanker payudara secara dini.
Bagaimana prosesnya? Lakukan langkah-langkah ini untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (lihat kotak). Waktu terbaik untuk memeriksa payudara Anda adalah pada minggu setelah haid Anda selesai, ketika payudara kemungkinan besar tidak dalam keadaan bengkak dan lunak.
Kapan saya harus melakukannya? Pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan dianjurkan untuk dilakukan sejak usia 25 tahun. Pemeriksaan payudara secara klinis oleh seorang profesional medis terlatih sebaiknya dilakukan setiap 3 tahun sekali sejak usia 25 tahun dan kemudian dilakukan setahun sekali setelah berusia 40 tahun.
Faktor risiko
Penelitian menunjukkan bahwa risiko untuk terkena kanker payudara bergantung kepada kombinasi beberapa faktor. Memiliki satu atau lebih faktor risiko tidak berarti bahwa Anda akan terkena kanker, tetapi menyadarinya dapat membantu Anda untuk mengambil langkah-langkah perlindungan guna mengurangi risikonya. Faktor risiko tersebut meliputi hal berikut ini.
- Riwayat keluarga
- Gen tertentu yang diwariskan
- Riwayat penyakit payudara ganas atau jinak (bukan kanker)
- Haid pertama pada usia dini
- Menopause pada usia lanjut
- Melahirkan anak pertama setelah berusia 35 tahun
- Memiliki jumlah anak yang lebih sedikit atau tidak pernah memiliki anak
- Menjalani terapi sulih hormon
- Minum terlalu banyak alkohol
- Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas
Anda tetap dapat terkena kanker payudara meskipun tidak memiliki faktor-faktor risiko tersebut.
Oleh sebab itu, penting untuk melakukan skrining dan pemeriksaan payudara sendiri secara teratur karena Anda mungkin tidak melihat adanya gejala kanker stadium dini, misalnya benjolan, puting yang tertarik masuk ke dalam, keluar cairan yang tidak biasa, adanya luka, nyeri, atau perubahan pada kulit payudara dan puting.
Anda juga dapat mengurangi risiko yang Anda miliki melalui pilihan gaya hidup, seperti menjaga berat badan yang sehat dengan melakukan diet yang seimbang, berolahraga secara teratur, membatasi asupan alkohol, dan tidak merokok (atau berhenti merokok).
Angka kelangsungan hidup pasien kanker payudara telah meningkat sebagai hasil dari kemajuan dalam tindakan pembedahan, ketersediaan zat kemoterapi yang efektif, serta terobosan dalam terapi yang ditargetkan. Namun, kesadaran tetap merupakan senjata terbaik untuk melawan kanker payudara, kenalilah tubuh Anda, ketahui risiko, dan lakukan deteksi dini.
Pemeriksaan Payudara Sendiri, Apa yang Harus Dilakukan
1. Pandanglah diri Anda dalam sebuah cermin. Jaga agar kedua bahu Anda lurus dan letakkan kedua lengan Anda pada pinggul. Periksalah payudara dan puting Anda, apakah terdapat ruam, kemerahan, pembengkakan atau perubahan, seperti puting tertarik masuk ke dalam dan tidak menonjol ke luar).
2. Masih tetap di depan cermin, angkat lengan Anda dan perhatikan apakah ada perubahan yang sama seperti pada langkah (1).
3. Peras setiap puting dengan lembut untuk melihat apakah ada cairan yang keluar, seperti misalnya cairan encer, keruh, atau berwarna kuning atau darah.
4. Berbaringlah dan raba masing-masing payudara. Jaga agar jari-jari Anda tetap dalam posisi rata dan saling merapat, gunakan tangan kanan Anda untuk meraba payudara kiri dan demikian pula sebaliknya.
Gunakan gerakan berputar dari atas ke bawah dan dari sisi ke sisi, mulai dari tulang selangka hingga ke perut, dari ketiak hingga ke belahan dada. Mulailah dengan sentuhan yang lembut, dan tambahkan tekanan untuk meraba jaringan yang lebih dalam. Periksalah seluruh payudara.
5. Lakukan langkah yang sama seperti pada langkah (4) sambil berdiri atau duduk.