Dr Wong Chiung Ing/Parkway Cancer Centre

Kanker rahim

Peringkat ke-4 kanker yang paling umum dijumpai pada wanita di Singapura

Peringkat ke-6 kanker yang paling umum dijumpai pada wanita di dunia

Tanda dan Gejala Kanker Rahim

  • Pendarahan vagina yang tidak normal setelah menopause
  • Pendarahan yang banyak atau lebih lama di antara masa haid
  • Keluar cairan dari yang berdarah atau berbau dari vagina
  • Nyeri pada area panggul

Kanker rahim atau kanker endometrium merupakan kanker ginekologis yang paling umum dijumpai pada wanita di Singapura. Menurut Singapore Cancer Registry, kanker rahim menduduki peringkat keempat sebagai kanker yang paling umum dijumpai pada wanita antara tahun 2011 hingga 2015.

Kanker ini terjadi di dalam rahim yang merupakan tempat berkembangnya janin dan bermula ketika sel-sel pada lapisan dalam rahim mulai bertumbuh tak terkendali. Pertumbuhan sel-sel kanker distimulasi oleh estrogen, yaitu sebuah hormon yang dihasilkan oleh ovarium serta sel-sel lemak di dalam tubuh.

Kanker rahim lebih mungkin menyerang wanita berusia lebih tua yang telah mengalami menopause, wanita yang mengalami obesitas, tidak memiliki anak, atau mengalami menstruasi dini dan menopause yang terlambat. Mereka yang menjalani terapi sulih hormon estrogen saja juga dapat memiliki risiko yang lebih besar. Beberapa kondisi yang diwariskan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium.

Bila dideteksi dan diobati secara dini, peluang untuk sembuh dari kanker rahim lebih dari 90 persen.

Karena tidak ada skrining standar atau rutin untuk kanker rahim, wanita disarankan untuk menjalani skrining secara teratur, khususnya bila mereka memiliki faktor risiko yang lebih besar atau memiliki riwayat kanker dalam keluarga. Perhatikan juga tanda-tanda dan gejala-gejala yang dapat membantu mendeteksi kanker sedini mungkin.

Skrining biasanya melibatkan pemindaian ultrasonografi daerah panggul, yang memungkinkan dokter untuk memeriksa rahim, serviks, ovarium, dan tuba fallopi, atau ultrasonografi transvagina, yang akan membantu mendeteksi tumor dalam rahim atau memeriksa apakah endometrium lebih tebal dari biasanya. Bila ada dugaan kanker rahim, diagnosis biasanya dilakukan melalui biopsi endometrium, yang melibatkan pengambilan dan pemeriksaan contoh jaringan dari rahim.

Kanker Ovarium

Peringkat ke-5 kanker yang paling umum dijumpai pada wanita di Singapura

Peringkat ke-8 kanker yang paling umum dijumpai pada wanita di dunia

Tanda dan Gejala Kanker Ovarium

  • Kembung dan bengkak pada perut
  • Gangguan pencernaan, ada gas, atau mual yang tak kunjung sembuh
  • Kehilangan nafsu makan, berat badan turun
  • Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti sembelit
  • Pendarahan yang tidak normal setelah menstruasi dan menopause
  • Nyeri dan rasa tidak nyaman pada panggul

Di Singapura, kanker ovarium menduduki peringkat kelima sebagai kanker yang paling umum dijumpai pada wanita antara tahun 2011 hingga 2015.

Kanker ovarium terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan yang ganas dari ovarium. Pertumbuhan tersebut dapat terjadi pada epitelium, yaitu muncul dari kulit atau epitelium ovarium, atau bagian dalam dari ovarium, seperti sel telur (tumor sel germinal) atau sel-sel pendukung (korda seksual/stroma). Jenis yang pertama jauh lebih umum dijumpai daripada yang disebutkan terakhir.

Kanker ovarium biasanya menyerang wanita yang lebih tua meskipun wanita yang lebih muda lebih mungkin terkena kanker sel germinal dari ovarium bila dibandingkan dengan wanita yang lebih tua. Wanita yang melahirkan pada usia yang lebih tua atau tidak memiliki anak, mengalami menstruasi dini, atau menopause yang terlambat juga mengalami peningkatan risiko. Beberapa mutasi gen yang diwariskan juga meningkatkan risiko terjadinya kanker ovarium.

Sayangnya, saat ini, belum ada pemeriksaan skrining yang efektif untuk kanker ovarium. Oleh sebab itu, wanita yang memiliki riwayat kanker payudara atau ovarium yang kuat di dalam keluarga dianjurkan untuk melakukan konseling dan pemeriksaan genetik.

Wanita yang memiliki riwayat kanker payudara atau ovarium yang kuat di dalam keluarga dianjurkan untuk melakukan konseling dan pemeriksaan genetik.

Skrining biasanya melibatkan pemeriksaan ultrasonografi pada area panggul. Pemeriksaan darah untuk CA-125, yang mengukur kadar sebuah protein di dalam darah, juga dapat dilakukan.

Kanker Serviks

Peringkat ke-10 kanker yang paling umum dijumpai pada wanita di Singapura

Peringkat ke-4 kanker yang paling umum dijumpai pada wanita di dunia

Tanda dan Gejala Kanker Serviks

  • Pendarahan vagina setelah berhubungan seksual, di antara masa haid, atau setelah menopause
  • Keluar cairan yang berdarah, banyak, atau berbau
  • Nyeri panggul atau punggung
  • Nyeri atau sulit buang air kecil
  • Sembelit kronis dan merasa masih ada kotoran di dalam perut meskipun usus telah kosong

Kanker serviks menduduki peringkat ke-10 sebagai kanker yang paling umum dijumpai pada wanita di Singapura antara tahun 2011 hingga 2015. Kanker serviks adalah kanker ganas yang terbentuk di dalam jaringan serviks (organ yang menghubungkan antara rahim dan vagina).

Sekitar 80 hingga 85 persen kanker serviks disebabkan human papillomavirus (HPV), yang ditularkan melalui hubungan seksual. HPV menyerang setengah dari jumlah wanita yang aktif secara seksual.

Ketika terpapar dengan virus ini, sebagian besar infeksi dapat disembuhkan oleh sistem kekebalan tubuh. Namun, pada 20 persen wanita, virus tetap tinggal di dalam serviks sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi serviks yang pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya perubahan pada sel dan kanker serviks.

Dengan demikian, seorang wanita dapat terinfeksi HP pada usia 20-an, yang kemudian berkembang menjadi perubahan pra-kanker ketika ia berusia 30-an, dan mengakibatkan terjadinya kanker ketika ia berusia 40-an. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan skrining serviks secara teratur karena pada saat gejala yang nyata terdeteksi, mungkin sudah terlambat.

Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling dapat dicegah, dideteksi, dan diobati bila dideteksi cukup dini. Pap smear secara teratur –mengambil contoh sel dari permukaan serviks– dapat mendeteksi perubahan pra-kanker dalam serviks. Perubahan ini kemudian dapat diobati dengan mudah.

Pap smear secara teratur telah terbukti menurunkan insidensi kanker serviks sebanyak 90 persen. Pemeriksaan untuk HPV berisiko tinggi juga dapat dilakukan pada sel-sel ini guna memeriksa jenis HPV yang menyebabkan kanker serviks.

Risiko kanker serviks lebih tinggi pada wanita yang memiliki banyak pasangan seksual, yang mulai melakukan hubungan seks tanpa pelindung pada usia dini atau yang memiliki riwayat penyakit menular seksual.

Merokok dan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga dapat meningkatkan risiko.

Dengan demikian, wanita yang berusia 21 tahun atau lebih, yang telah melakukan hubungan seksual atau aktif secara seksual, dianjurkan untuk melakukan skrining secara teratur. Mereka juga dapat divaksinasi dengan vaksin HPV, yang akan membantu mencegah terjadinya infeksi, sehingga menurunkan risiko terjadinya kanker serviks.

SURVEI SEPUTAR KANKER

Silakan mengisi survei berikut ini untuk membantu kami menghadirkan informasi yang lebih baik kepada Anda.