Hal tersebut menggarisbawahi bahwa risiko penyakit ini tidak terbatas pada perokok, tetapi juga dapat mengancam non-perokok, terutama perempuan Asia.
Faktor risiko dan gejala
Kebiasaan merokok memang menjadi penyebab utama kanker paru-paru, tetapi ada faktor lain yang turut berperan. Paparan asap rokok pasif, polusi udara seperti asap knalpot dan asap proyek, serta faktor genetik dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, bahkan bagi mereka yang tidak merokok.
Perempuan, khususnya yang berusia 20–49 tahun, memiliki persentase lebih tinggi terkena kanker paru-paru meskipun tidak merokok dibandingkan laki-laki pada rentang usia yang sama.
Paparan polusi udara menjadi salah satu perhatian utama. Individu yang tinggal atau bekerja di lingkungan dengan tingkat polusi tinggi, seperti area proyek konstruksi atau jalan raya yang padat, memiliki risiko lebih besar. Risiko ini meningkat secara signifikan jika mereka juga terpapar asap rokok secara pasif.
Gejala kanker paru-paru sering kali tidak muncul pada tahap awal, sehingga penyakit ini sulit dideteksi sebelum mencapai stadium lanjut. Gejala umum meliputi batuk terus-menerus, sesak napas, dan nyeri dada. Apabila gejala ini berlangsung lebih dari dua minggu, pemeriksaan medis segera sangat dianjurkan.
Deteksi dini dapat dilakukan melalui skrining, seperti CT scan dosis rendah (low-dose CT scan). Teknologi ini memiliki tingkat radiasi lebih rendah dibandingkan CT scan konvensional tetapi tetap efektif mendeteksi kanker paru-paru pada tahap awal. Skrining rutin sangat dianjurkan untuk perokok berat dan individu berisiko tinggi.
Pengobatan dan pencegahan
Pengobatan kanker paru-paru bergantung pada stadium penyakit saat didiagnosis. Pada tahap awal, operasi menjadi pilihan utama jika kanker belum menyebar.
Namun, pada stadium lanjut, pengobatan lebih difokuskan pada kemoterapi, imunoterapi, atau pemberian obat, baik oral maupun suntikan. Pendekatan ini bertujuan untuk mengendalikan penyebaran kanker dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Direktur Medis dan Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Centre dr Ang Peng Tiam menegaskan bahwa setiap diagnosis memerlukan pendekatan yang spesifik sesuai kondisi pasien. Jika kanker dideteksi lebih awal, peluang kesembuhan meningkat signifikan.
Meski pencegahan total kanker paru-paru tidak mungkin dilakukan, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko. Menghindari merokok, menggunakan masker di lingkungan dengan tingkat polusi tinggi, dan mengurangi paparan asap rokok adalah langkah penting. Namun, perlindungan dari masker bersifat terbatas dan tidak sepenuhnya menjamin pencegahan.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada bukti bahwa pola makan tertentu atau konsumsi vitamin dan mineral dapat secara signifikan menurunkan risiko kanker paru-paru. Oleh karena itu, langkah terbaik adalah menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan melakukan skrining rutin.
Kesadaran dan tindakan
Dr Ang menekankan pentingnya kesadaran akan gejala awal, terutama batuk yang tak kunjung reda, sebagai tanda potensial adanya kerusakan paru-paru. Menghentikan kebiasaan merokok dan menjaga kesehatan paru-paru melalui deteksi dini adalah kunci untuk melawan kanker paru-paru.
Kesadaran masyarakat terhadap risiko kanker paru-paru pada non-perokok harus terus ditingkatkan. Langkah preventif, akses terhadap layanan kesehatan, dan edukasi yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk menekan angka kasus dan memberikan harapan bagi pasien.
Deteksi dini tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga membuka peluang pengobatan yang lebih efektif.
Melalui kolaborasi antara tenaga medis, peneliti, dan masyarakat, risiko kanker paru-paru dapat dikelola dengan lebih baik, memberikan harapan hidup lebih panjang bagi pasien di seluruh dunia.