Kanker paru-paru selalu dikaitkan dengan kebiasaan merokok, tetapi penelitian terbaru menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, yakni peningkatan kasus kanker paru-paru di kalangan perokok pasif. Dr Chin Tan Min, Konsultan Senior Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre menjelaskan mengapa kasus kanker paru-paru meningkat di kalangan perokok pasif atau non-perokok.

1. Polusi udara

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa partikel polutan kecil di udara (PM2.5) dapat secara signifikan meningkatkan risiko kanker paru-paru pada perokok pasif atau orang yang tidak merokok. Polutan ini menyebabkan peradangan di paru-paru, yang dapat mengaktifkan sel-sel dorman dan menyebabkan mutasi kanker.

Polusi udara dalam ruangan, seperti asap dari pembakaran bahan bakar padat, juga berkontribusi terhadap risiko ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti bahwa pembakaran kayu atau batu bara melepaskan polutan berbahaya seperti karbon monoksida dan benzena, yang terkait dengan kanker paru-paru.

2. Asap rokok lingkungan (ETS)

ETS, yang lebih dikenal sebagai asap rokok pasif, mengandung komponen toksik yang sama dengan asap rokok langsung. Studi telah mengaitkan ETS dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk infeksi saluran pernapasan bawah, asma, penyakit jantung, dan kanker paru-paru. Perokok pasif yang terpapar ETS memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru karena zat-zat beracun ini.

Dr Chin Tan Min, Konsultan Senior, Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre. (DOK PCC)

3. Paparan racun lingkungan lainnya

Radon, gas radioaktif alami, merupakan faktor risiko signifikan lainnya. Gas ini dapat terakumulasi di ruang tertutup seperti rumah dan bangunan, meningkatkan risiko kanker paru-paru.

WHO memperkirakan bahwa 3-14 persen kasus kanker paru-paru disebabkan oleh paparan radon. Racun lingkungan lainnya, seperti asbes, kromium, dan arsenik, juga diketahui berkontribusi terhadap kanker paru-paru.

4. Faktor genetik

Genetika juga dapat berperan dalam perkembangan kanker paru-paru di kalangan non-perokok. Beberapa studi menunjukkan bahwa individu dengan riwayat keluarga kanker paru-paru mungkin memiliki predisposisi genetik yang lebih tinggi terhadap penyakit ini. Meskipun penelitian masih berlangsung, jelas bahwa genetika dapat mempengaruhi risiko kanker paru-paru.

Mengurangi Risiko

Meskipun merokok tetap menjadi penyebab utama kanker paru-paru, penting untuk mengatasi faktor risiko lainnya untuk melindungi orang-orang yang tidak merokok non-perokok. Mengurangi paparan terhadap polusi udara dan racun lingkungan, meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, dan meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya ETS adalah langkah-langkah penting.

Kerja sama berbagai pihak juga dapat membantu mengurangi kasus kanker paru-paru di kalangan non-perokok atau perokok pasif sekaligus meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

SURVEI SEPUTAR KANKER

Silakan mengisi survei berikut ini untuk membantu kami menghadirkan informasi yang lebih baik kepada Anda.