Meski jumlah kasus kanker paru-paru pada perempuan lebih rendah dibandingkan pria, perbedaan ini sering kali dikaitkan dengan kebiasaan merokok yang lebih umum pada pria.
Dr Chin Tan Min, Konsultan Senior, Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre menjelaskan, kanker paru-paru pada perempuan memiliki karakteristik yang unik. Perempuan cenderung lebih sering didiagnosis dengan jenis kanker paru-paru yang tidak terkait dengan kebiasaan merokok. Sebaliknya, pria lebih banyak mengalami kanker paru-paru yang disebabkan oleh merokok. Hal ini memberikan peluang pengobatan yang berbeda untuk masing-masing kelompok.
Pada perempuan non-perokok, sering ditemukan mutasi genetik seperti mutasi pada reseptor faktor pertumbuhan epidermal (EGFR) dan fusi ALK. Kehadiran mutasi ini memungkinkan penggunaan terapi target, yaitu pengobatan yang lebih spesifik dan efektif untuk menghentikan pertumbuhan kanker.
Di sisi lain, kanker paru-paru yang terkait dengan kebiasaan merokok cenderung tidak menunjukkan mutasi ini. Namun, jenis kanker ini sering kali lebih responsif terhadap imunoterapi, sebuah metode pengobatan yang memanfaatkan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker.
Tingkat kelangsungan hidup meningkat
Kemajuan teknologi medis telah memberikan harapan baru bagi pasien kanker paru-paru, termasuk perempuan. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk perempuan yang didiagnosis dengan kanker paru-paru mencapai 26,5 persen, lebih tinggi dibandingkan pria yang hanya 14,4 persen.
Keunggulan ini sebagian besar disebabkan oleh terapi target yang lebih efektif dan kemampuan fisik perempuan yang lebih baik dalam mentoleransi pengobatan. Perempuan juga cenderung lebih jarang mengalami komplikasi kesehatan tambahan, seperti penyakit jantung atau paru-paru yang sering ditemukan pada pria perokok.
Gejala dan penatalaksanaan kanker paru-paru
Gejala kanker paru-paru yang umum meliputi:
- Batuk berkepanjangan, terkadang disertai darah
- Nyeri dada yang menetap
- Sesak napas
- Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan yang signifikan
Penatalaksanaan kanker paru-paru bergantung pada kondisi kesehatan umum pasien dan jenis kanker yang diderita. Selain itu, perhatian khusus sering diberikan kepada dampak sosial dan emosional dari pengobatan, terutama pada perempuan.
Contohnya, efek samping seperti kerontokan rambut akibat kemoterapi dapat menjadi kekhawatiran besar. Untungnya, efek samping ini biasanya bersifat sementara dan rambut akan tumbuh kembali setelah pengobatan selesai.
Pencegahan
Meski tidak semua kasus kanker paru-paru dapat dicegah, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk menurunkan risiko, berikut di antaranya.
- Berhenti merokok. Merokok merupakan faktor risiko utama kanker paru-paru. Berhenti merokok, bahkan setelah bertahun-tahun, dapat secara signifikan mengurangi risiko.
- Menghindari paparan asap rokok. Perokok pasif juga memiliki risiko tinggi terkena kanker paru-paru.
- Gaya hidup sehat. Pola makan yang seimbang dan aktivitas fisik yang teratur dapat membantu menekan risiko kanker paru-paru serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Kemajuan dalam penelitian dan terapi medis memberikan harapan besar bagi pasien kanker paru-paru. Dari terapi target hingga imunoterapi, pilihan pengobatan terus berkembang untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Kesadaran akan pentingnya pencegahan dan deteksi dini juga menjadi kunci untuk mengurangi angka kejadian penyakit ini.